Google
 

Tuesday, August 19, 2008

Polisi dan Motor sama gilanya

Kemarin 19 /8/08 saya pulang dari Bintaro lewat tol kebun jeruk. Keluar tol kebun jeruk ke arah kanan Apartemen kedoya. Dari tol saya mobil ketiga keluar beriringan. disebelah kanan kendaraan yang dari kiri ke arah kanan berhenti, saya melaju hanya dengan kecepatan 10 km / jam mengikuti mobil di depan saya melalui mobil2 berhenti berbelok ke arah kanan, tiba tiba ada bunyi brak di kanan saya. Ternyata mobil saya ditabrak motor dengan kencang sehingga mobil kijang yang disebelah motor kena hempasan motor.

Tapi saya malah di maki2 motor. Disuruh buka kaca. Saya buka kaca sambil marah karena mobil saya di tabrak, tapi ternyata lebih galak mobil yang disebelah motor yang bonyok karena kena hempasan motor yang menabrak saya. Pengemudi motor yang menabrak saja juga jadi lebih berani, bilang saya yang nabrak, jalan mobil kelewat mepet.
Saya bilang mobil depan bisa berjalan dengan santai kalau memang posisi motor sudah dari tadi berenti. Kita juga tau kalau motor dijalan bawanya rata2 ugal2an , ga mau berenti , jalan sesukanya. Saya disuruh parkir di pinggir, disuruh keluar mobil tapi saya tidak bisa keluar karena pintunya mobil tidak bisa dibuka dihajar motor. Supir kijang desebelah motor malah marah2 ke saya dan minta ganti. Saya bilang saya tidak menabrak bapak, yang nabrak bapak motor itu. Motornya mana. Dan dia bilang tidak tau. Saya rasa itu orang sudah gila. Dia ditabrak motor yang dikejar bukan motornya malah saya yang juga ditabrak motor. Kta pengemudi kijang saya yang menabrak motor , motornya diam dari tadi disebelajnya. Saya tau ia bilang begitu untuk taktik saja karena motor tidak mungkin mau ganti rugi mobilnya yang dekok. Jadi dia harus bilang motornya tidak salah, dan maksa saya ganti karena saya perempuan dan didalam mobil juga perempuan.

Saya keluar mobil dari pintu kanan. Marah2 dengan pengemudi motor yang bersembunyi diujung. Herannya pemandangan tersebut si pengemudi mobil tidak marah sama sekali dengan pengemudi motor, seakan 2 mereka temenan. kalau saya jadi pengemudi kijang tsb pasti sudah saya labrak si motor. Dia tetep keukeuh saya yang nabrak, pengemudi motor juga bilang begitu. Saya bilang gimana saya bisa nabrak kalau bemper saya baik2 saja sementara pintu saya yang tidak bisa dibuka karena terangkat dan bawah pintu yang robek ?
tapi mereka tetap keukeuh bilang saya salah. Saya sudah malas dan mau pulang saja. Supir bajaj dan ojek juga tukang minuman disana membisiki saya jangan mau ganti bu. Itu yang meyakinkan saya lagi dikerjain dua orang itu.

Kemudian muncul polisi. Dan ironisnya polisi juga menyudutkan saya dan sepertinya membela kedua orang tadi. Dengan kata2 wasiatnya, "saya tidak tau apa apa saya hanya menengahi kalau tidak terdapat kesepakatan saya akan bawa ke kantor".

Saya tidak takut juga dibawa ke kantor polisi. Tapi melihat dari gelajat polisi yang tidak benar. Saya bilang saya males debat kusir. Saya yang ditabrak, si motor tidak ada itikad baik , saya lebih baik pergi.

Saya masuk kembali ke mobil dengan susah payah lewat pintu satunya, ketika saya akan jalan, mobil kembali dipepet polisi, suruh saya berhenti tapi di tempat yang agak jauh dan gelap. Jauh dari supir bajaj dan tukang ojek. Kata supir ojek, "bu turun aja tapi jangan mau kalau disuruh gant"i. Saya tidak menjalankan kendaraan ke tempat gelap melainkan kembali parkir tempat awal.
Melihat gelagat tidak baik dari orang orang ini akhirnya saya telepon kakak saya minta bantuan dari keluarga polisi juga. Setelah telepon dan menceritakan masalahnya, ia ingin bicara dengan polisinya. telepon diberikan ke polisinya. Gayanya bener2 sok sekali. Petantang petenteng kayak jagoan. Saya menduga si polisi mengira yang menelpon adalah keluarga saya yang laki2 karena di mobil perempuan semua. Dia pikir dia akan bisa memeras dan menakut nakuti orang yang menelepon tersebut. Dalam percakapan telepon, polisi tersebut mengancam akan membawa saya ke polisi menahan saya dan mobil saya beserta ancaman2 lainnya. Akhirnya di seberang telepon mengatakan mulai kesal dengan gayanya "Bapak saya dari kepolisian juga, jangan main main, nama anda siapa dan anda bertugas dimana ? Seharusnya anda dilapangan lebih tau siapa yang salah, kalau yang rusak pintu, mana mungkin orang menabrak dengan pintu. Anda jangan main2. Anda ke kantor anda sekarang, saya akan ketemu anda di kantor anda.
Polisi itu langsung menciut, dan mengatakan namanya jordan dan ia sebenernya tidak bertugas disitu dan ia juga bukan polisi lalu lintas. Ia cuma polisi yang kebetulan lewat. Polisi tersebut sekali lagi di bentak oleh orang diseberang saja, apalagi seperti itu. Apa hak anda ikut campur dan bilang akan menahan orang tersebut berserta barang bukti di kantor polisi.

Akhirnya setelah telepon ditutup, polisi tersebut ciut mengatakan pada saya, saya tidak ada niatan untuk menahan ibu. Saya bentak lagi itu polisi, gimana bapak tidak ingin nahan saya, jelas2 saya mau jalan disuruh berhenti lagi dan disuruh turun oleh bapak, sengaja disuruh ketempat tersembunyi.

Soalnya saya disuruh pengemudi kijang untuk panggil ibu lagi sambil jerit.

Lah bapak kan liat sendiri kalau saya tidak salah, saya ditabrak, saya mau diperas sama orang itu, boro2 mereka mau ganti rugi. Ditambah bapak bukan bela saya yang betul malah sengaja menyudutkan saya. Apa karena saya perempuan lantas saya takut sama bapak dan bisa bapak kerjai juga ?

"Jadi ibu maunya apa ?"

"Saya mau pulang, ngapain saya disini. Minta ganti rugi mereka pasti tidak mau, malah mau meras saya. Mobil saya hancur bukannya diganti malah diperas. Aneh." Saya masuk lagi ke mobil loncat dari sisi mobil yang lain. kemudian pergi. Polisi tersebut tidak menahan saya lagi .

Pengendara mobil pura 2 marah dan mau gebrak mobil saya tapi keliatan sekali kalau ia setengah hati. Ya karena memang dia tau bahwa dia tidak selayaknya memeras saya .. seharusnya pengendara motor itu yang dididik lebih baik supaya tahu caranya berkendara. Dengan helm seadanya nyalib sana sini seakan akan jagoan dan punya nyawa banyak.

Ah seandainya saya tidak kenal dengan orang2 dari polisi mungkin lain lagi urusannya. Saya bakalan diperas habis2 an, mobil ditahan, di preteli, di palakin uang tiap hari.

Pak Jordan dari kebon jeruk semoga bapak segera sadar bahwa pengadilan yang paling adil adalah milik Allah SWT. (ldf/19/08/08)

No comments: